Benderang

Sahabat Sejati

Aahhh... Tak usah kau mempermainkan perasaan... Tak usah bertanya jawab dengan khayalan... Tak usah meminta... Karena adanya, tak tega.. Tetaplah kau menjadi sahabat terbaik... Sahabat terdekat... Sahabat yang paling mengerti memahami... Jangan berpaling... Karena aku masih membutuhkan.. Karena aku masih sudi... Menjadi bagian darimu.. Wahai hati... Sahabat terindah sampai mati... Natasia Maiza​ Sahabat Sejati April...

Sebelum Jumpa

sebelum jumpa ada curiga.... apakah bisa.... berganding dansa.... ragu bertamu.... apakah bisa bersatu... dalam riuh suara beribu.... rindu menggebu... ingin meluah saat temu... namun khawatir memburu.... diamkah mereka dari memukul palu? sayang ini... tak cuma terasa dihulu hati... tapi disegenap urat nadi... mengalir mengisi... disetiap sisi... inginkan waktu... bukan sebentar lalu... asa menjulang... berada tinggi...

Aku Apa Adanya

Kau tidak akan pernah mengerti... Mengapa aku begini... Kau tidak akan pernah memahami... Apa yang terbersit dihati ini... Keputusan ku... Membiarkan kau belajar tentang rindu... Belajar tentang arti sepi... Belajar tentang arti sendiri... Belajar menghormati.. Pendapat dan privasi... Karena cinta bukan kompromi... Apalagi sebuah janji... Juga bukan tuk saling memiliki... Melainkan tuk dimaknai... Aku... Tidak...

Sebuah Pilihan

HIDUP ini akan melewati semua JALAN.. Waima sudut TERSEMPIT sekalipun... Ada saatnya.. KESULITAN datang menyapa... Sesuatu yang tak DISANGKA menghampiri... Kita BERTANYA... Itukah SURATAN dalam kehidupan... Atau sekedar sebuah KEBETULAN.. Kita terlena dalam BICARA... Tentang PERSOALAN... HIDUP dan PILIHAN... Juga sebuah KEJUJURAN yang SEMAKIN BERKURANG.... Namun.. Masih tidak menemukan JAWABAN... Sampai terkadang... Kita berada di...

Malam kian sunyi... Terdengar sayup lagu yang merdu... Teman purnama yang mengambang.. Menghiasi relung dihati... Melukiskan cinta dihidup ku... Tanpa ku sangka... Tidak ku duga... Airmata menetes lagi.. Tersentuh didalam hatiku ini... Terharu pada kisah lalu... Hari demi hari ku lewati.. Mengharap secerca kasihmu... Walau dikau tidak peduli.. Ku mengharapkan perhatian dalam cintamu..... Dengarlah rintihan...

Selamat Tinggal Derita Selamat Datang Bahagia

Saat 2014 hadir menyapa... Betapa waktu itu ia disambut penuh suka… Semua duka ketepi dan terlupakan…. Sinar malam tuk menyambut harapan…. Esoknya mentari menyinar penuh senyuman…. Januari berlalu begitu saja… Waktu bergulir seharian tak terasa… Siapa sangka… Siapalah yang menduga…. Ujian Allah datang dan singgah… Bagian dari sebuah ujian tuk lebih tabah…. Februari hadir mengikut...

Bungkam

Aku pernah melihat... Purnama merindu... Saat pungguk mengadu penat... Kala rindu menggebu-gebu... Pernah aku melihat... Rindu terseret berat... Kala hujan deras menderu... Juga saat angin membayu... Namun... Belum ku lihat cintamu... Dalam tiap detik lamun... Juga disetiap hari berlalu.. Tapi... Aku selalu rasakan itu... Saat perhatian tertumpah peduli... Saat canda menguntum rayu... Dan aku yakin sekali......

Rajuk

saat rajuk menyapa.... bukan marah sebenarnya... tapi pujuk rayu yang kupinta.... dengan kasih penuh cinta.... dengan perhatian tulus mesra.... saat kata tak bisa bicara... bukannya aku murka.... terkadang itu emosi tertunda.... yang sampai waktunya terluah juga... jangan menyangka aku tak ‪cinta‬... kalau diam ku tanpa kata... kalau bungkam ku bisu saja.... jangan bilang aku tak...

Kesempatan

Tuhan.... Terlalu cepat bergulirnya waktu... Terasa sedikit Kau sisakannya untukku... Tuhan.... Cukupkanlah itu... Berikanlah kesempatan waktu... Agar bisa ku hadiahkan kepadanya... Nilai cinta yang semestinya... Bukan untuk dipuja-puja.... Tapi untuk bukti segala kata.... Kesempatan Natasia Maiza™ Depok, September 8, 2014

Hidup

Bertahanlah... Walau bilah-bilah pedang terasa perih... Bagai melapah segenap tubuh menghiris... Walau luka terasa begitu sadis… Cukupkanlah... Walau terasa payah... Walau airmata memecah tangis... Walau derita terasa tak habis… Kuatkanlah... Jiwa yang rebah dipelantaran impian... Bangkitlah... Walau dengan perlahan... Satukanlah doa dan harapan… Demi sebuah kebahagiaan… Tabahlah... Walau lelah datang singgah... Walau sesekali terasa susah…...

Pertama kali aku berjumpa denganmu... Lembut tingkah laku... Menarik dihati ini… Ucapan lirih penuh hati-hati.. Membanggakan sukma ini… Begitupun wajah penuh belas dan manja… Membuat siapapun yang melihat jatuh suka... Ingin aku memiliki dirimu... Tapi itu mungkin sebatas khayalanku… Padahal kau terlihat sendiri… Meladenin hari-hari... Tidak pernah ku menyangka... Kau membalas rasa yang ada... Yang...

Aku tidak pernah mengerti apa yang ku rasakan... Hujan kenangan datang membasah rindu... Apakah saat ini kau juga merasakan... Desir kerinduan yang mencengkam dihatiku... Apakah cara terbaik untuk aku melupakan dirimu... Dan membuka hati ini buat insan yang sudi memuja... Apakah obat bagi rindu yang menggebu... Sampai aku tersungkur di labirin cintamu yang semu... Adakah...

Belumpun menulis.. Airmata ini merembes... Layaknya tetes hujan dari atap genting.. Meruah semua dalam hening... Wahai Allah, Engkau Sang Maha Tahu... Tidak pupus penglihatanku... Tidak luput dari ingatanku... Sampai tidur ku kadang terganggu.. Menjamu mata di lembaran bisu.. Puluhan manusia terbujur kaku.. Namun mereka seakan memberitahu... Derita pedih menghempas kalbu... Ya Allah, Ilahi Rabbi... Tidak...

Angin malam menerpa dinding kalbu... Ada rindu menjengah... Ada pilu meratap sayu... Kemana pikiran mengarah... Mengapa tertuju pada yang bisu.. Keluh kesah membongkah... Nafas cinta memburu... Dimana mesra suara kekasih... Disaat rindu menyerbu menderu... Tidak tersentuh kiasan wajah... Hanya terlihat bayang kelabu... Coba menghapus selautan kisah... Tak tercapai dek akal dalam temu yang semu... Waktu...

Bukan karena kesalahanmu Ataupun berpunca dari kesalahanku Tapi, keadaanlah yang kurang bersahaja Karena datang dan perginya Kita juga tidak pernah tau Kapan, bila, dimana, Ia hadir dan berlalu Sesuka hati Tanpa kita sadari Andai saja waktu itu dapat ku atur Apakah pasti aku tidak kehilanganmu? Andaikan waktu itu dapat ku ukur Apakah pasti aku tidak...

Sirna

Sirna sudah harap dan pintaku terhadapmu Selama hari ini meskipun kerap Insan ini bertahan Demi segenggam cinta penuh kerinduan untukmu Pupus sudah kembang-kembang asmara Tenggelam dalam panorama sang pemilik Pati tatkala sandangi Perisai bertameng sunyi Pudar naungan tak bertepi Lirih riuhku kian menyeru Langgam tembang sang punya Lautan nestapa tak tersambang lagi Oleh lautan kasih...

Ku coretkan semua kata yang terlintas... Tanpa ada satu pun yang ku pangkas.. Dalam bait-bait kerinduan ini.. Meskipun sepertinya tanpa arti.. Asa ini tak kan pernah mati.. Tika sendirian.. Baru ku fahamkan.. Suatu keinginan... Yang ku yakini... Takkan terganti.. Menanti.. Walau mungkin selamanya diam menyepi.. Itu cinta.. Yang meraja di sukma.. Yang singgah di jiwa.....

Ceritera Mimpi

Mimpi itu pernah menghadirkan indah... Namun kini mimpi itu bagaikan sembilu…. Menghiris pedih menyakitkan… Mimpi yang tadinya jelmakan bahagia… Mimpi yang membawa kesedihan… Memberikan kepedihan… Apakah ia bisa menjadi kenyataan… Atau hanya sekedar melintasi garis sadar… Meninggalkan bayang yang tak hilang…. Entah kapan… Semua ceritera mimpi ini akan berakhir… Apakah itu bagian dari rindu yang...