Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Chairil... Continue Reading →
Malam
Mulai kelam belum buntu malam kami masih berjaga –Thermopylae?- - jagal tidak dikenal ? - tapi nanti sebelum siang membentang kami sudah tenggelam hilang Chairil Anwar Zaman Baru, No. 11-12; 20-30 Agustus 1957
Malam Di Pegunungan
Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin, Jadi pucat rumah dan kaku pohonan? Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin: Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan! Chairil Anwar 1947
ANALISIS SAJAK DERAI-DERAI CEMARA KARYA CHAIRIL ANWAR : PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE
Teman-teman, awalnya ingin saja aku reblogged karya Mas Yogi Cahyadhi ini, namun tampilannya di blog aku kurang memuaskan mata pembaca, lalu aku ijin copy, untuk ku abadikan dan ku kongsi bersama kalian disini. Sebelumnya terima kasih banyak buat Mas Yogi. Teman-teman, kalau kita mau maju dan berkarya jangan abaikan kritikan pembaca, karena mereka yang bakal... Continue Reading →
Derai-Derai Cemara
Cemara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang... Continue Reading →