Taman Cinta-Mu

Kau telah menjadikan aku kekasihnya... Dan dia kekasih ku... Tidak aku mimpikan derita... Dalam kejauhan dipasung rindu... Oh Tuhan... Kami tidak meminta syurgaMu... Namun takdirkan.. Kekasih kekasih kami.. Bertemu di taman cinta-Mu.. Natasia Maiza Taman CintaMu 20 Maret 2017

Sampaikan Salam

Dan biarkan rembulan bersinar... Dibalik kokohnya pohon ara... Angin... Sampaikan salam pada bayang dedaunan... Dalam cahaya samar itu... Ia mempesona... Seakan minta bersama.... Menghabiskan sisa malam... Di bawah rimbun pohonnya... Melantunkan puisi cinta... Natasia Maiza​ Sampaikan Salam April 29, 2015

Cinta

Di atas perih kau menari Di atas tangis kau bernyanyi Kau sayat hatiku dengan cintamu Cinta bukan hanya harapan Cinta tapi kepastian Cinta bukan menyakiti hati Disaat luka kau tak ada Disaat duka kau tak setia Cinta seharusnya tak begitu Cinta bukan hanya harapan Cinta tapi kepastian Cinta bukan menyakiti hati Cinta bukan hanya harapan...

Sesal Separuh Nyawa

Andai pastinya ku tahu Takkan aku tinggalkanmu Namun masih keliru teringat masa lalu Tetap tiada kulupakan Indah setiap sentuhan Cinta yang kau tinggalkan Kekalnya berdampingan Mana harusku hamparkan Rindu tiada kesudahan Sesal biar separuh nyawa Takkan hilang Masih terasa nafasmu Lembut menusuk jiwaku Dengan dihembus bayu Membawa khabar rindu Tapi sulit kuteruskan Engkau jauh kehadapan...

Sebelum

Sebelum aku memutuskan menyambut tangan mu…. Sudah aku camkan asa dikalbu…. Sebelum aku melangkah ke daerah sunyi… Sudah ku persiapkan diri…. Untuk mengusir semilir sepi… Begitupun… Sebelum aku memutuskan… Mencintai dirimu dengan kesetiaan.... Sudah ku persiapan keindahan... Untuk bergandingan menuju impian.... Telah ku persiapkan senyuman… Juga airmata untuk mengisi suka duka kehidupan…. Dengan kemuliaan dan...

Sarapan Cinta

Ku tiupkan seruling cinta… Hangat dengan resonansinya… Irama dan lagu mengalun merdu…. Tersampaikan rindu padamu…. Saat mentari masih malu… Terbius kenyamanan bayu… Segar dalam ramainya kicau burung…. Dingin dalam terang…. Secangkir kopi ditanganmu… Bersama senyum mesra… Ku lihat syurga diwajahmu… Saat bias merona bahagia… Inilah sarapan pagi terindah…. Tika senyum mentari gagah…. Bilamana kucup mesra...

Cinta

Cinta itu perasaan yang luar biasa.. Cinta adalah asa yang kuat.. Cinta bisa mengubah dunia.. Cinta bisa mengubah keadaan.. Cinta bisa menguasai semuanya.. Cinta itu emosi terkuat.. Cinta bisa membuat bumi ini berputar.... Cinta bisa mengubah alam... Cinta itu lautan berombak... Cinta itu pelantaran mimpi.. Cinta itu rindu yang menjalar... Cinta tak lepas dari penantian......

Saat mentari berlabuh.. Hujan menyimbah... Menyentuh ribaan tanah.. Ada bahagia singgah di mata... Kolamnya digenangi mutiara... Terlihat senyuman itu.. Tika merengkuh sepohon rindu.. Irama bayu yang menderu.. Melambai dedaunan menjadi lagu.. Lalu berjatuhan... Mengusik dasar hati yang rawan... Natasia Maiza™ Hati Yang Rawan 02 Januari 2015

Seribu Bintang

Ingin kupergi jauh darimu Agar kukenal erti rindu ini Ingin aku menyelami jiwamu Agar kukenal dirimu kasih Ingin aku membenci dirimu Tapi kebencian tiada padaku Walau apa yang kau sangkakan Aku tetap cinta padamu Telah lama kuhidup melara Telah kugagal dalam bercinta Kini kau datang dengan seribu bintang Bintang yang dulu sembunyi Bintang yang tiada...

Tulus

Ketika dirimu ada didekatku Hangat cinta yang ku rasakan darimu Tak tahan inginku Mencurahkan semua padamu Kasih kuingin kau tahu segalanya Slama ini yang ada dalam jiwaku Meski ku tahu semua takkan terbalas olehmu Karena engkau tlah jadi miliknya Tak sepantasnya diriku merenggutmu dari cintanya Biarkanlah menjadi kenangan Yang indah dan takkan pernah ku lupa...

Cinta Terbaik

Jujur saja ku tak mampu Hilangkan wajahmu di hatiku Meski malam mengganggu Hilangkan senyummu di mataku Ku sadari aku cinta padamu Meski ku bukan yang pertama di hatimu Tapi cintaku terbaik untukmu Meski ku bukan bintang di langit Tapi cintamu yang terbaik Jujur saja ku tak mampu Tuk pergi menjauh darimu Meski hatiku ragu Kau...

Cinta Tak Pergi

Sudah sampai tika dan waktu Untuk aku berterus-terang Adakah kau, adakah kau kan terima Cincin ku beri tanda bermula Kisah cinta yang sejati Jangan kau ragu cinta dariku Ku terima adanya kamu Walau apa yang terjadi Hatiku ini telah terkunci Oleh mata dan hatimu Bertahun lamanya kita melalui segala Suka dan duka Kini masa sudah...

Arti Sebenarnya

Apakah aku yang terlupa... Pada rasa dan asa... Yang dahulu memancarkan cahayanya.... Didalam palung jiwa.... Apakah aku yang terlena... Dalam makna dan arti sebenarnya... Kegagalan dalam mentafsir segala kata... Saat meraih dalam dekapan cinta...? Pasrah? Apa sebenarnya mengalah? Pada takdir dan waktunya... Pada perjuangan yang tiada upaya.. Dekatkan kalau itulah bahagia.... Jauhkanlah kalau itu sebenarnya...

Malam kian sunyi... Terdengar sayup lagu yang merdu... Teman purnama yang mengambang.. Menghiasi relung dihati... Melukiskan cinta dihidup ku... Tanpa ku sangka... Tidak ku duga... Airmata menetes lagi.. Tersentuh didalam hatiku ini... Terharu pada kisah lalu... Hari demi hari ku lewati.. Mengharap secerca kasihmu... Walau dikau tidak peduli.. Ku mengharapkan perhatian dalam cintamu..... Dengarlah rintihan...

Halal Cinta

ikatan pernikahan telah bersatu.. sekian waktu yang lalu... dalam rahmat kasih sayang-Nya... dengan ridho Maha Pencipta... beserta ribuan malaikat ikut berbahagia.... dan seleruh keluarga mengucap syukur tak terhingga.... halal sudah hubungan kita... namun aku blum bersedia... menyerahkan seluruh raga... juga atma dan cinta... melihat kesungguhanmu menjaga... seiring ketulusan hati mu menyinta.... tanpa keluh tanpa ragu.......

Aku mencintaimu... Bukan karena suaramu... Bukan karena perhatian... Juga bukan karena kasih sayang yang slalu kau pamerkan... Bukan juga karena senyumanmu saat menyambut pesanku... Bukan karena disetiap langkahmu adanya aku... Tapi.. Cinta ini lahir dari dalam lubuk hati.. Tanpa paksaan... Tanpa ancaman... Tanpa permintaan... Tanpa arahan... Dan aku mencintaimu tanpa sebarang alasan... Terkadang... Perkara yang...

Bulan Setengah

Bulan setengah... Semalam kau sendiri... Tidak ada bintang menemani... Warna jingga tidak cerah... Seakan tergantung sepi... Seakan lentera hampir mati... Dalam pekat gelap malam.. Kau sendiri menuang cahaya... Masih hitam kelam... Tak terang laksana pelita... Apa dadamu dilanda cemburu... Atau rajuk mu menawar rindu... Karena pungguk berlalu... Tak setia menunggu... Dewi malam membisu.. Enggan melayangkan...

Lihatlah warna-warna yang tadinya TERPISAHKAN... Sekarang bercampur aduk diatas sebidang kanvas HATI.. Dan kini MENANTI saat KERING... Sehingga nanti bisa kau PERDAGANGKAN.. Kerna indahnya keabstrakan... Tiada tandingan... Sampai nanti... Warna-warna yang TERSISA ini... Bisa kau MAINKAN... Bahkan melukis sebuah KETULUSAN... Mengikuti KEHENDAK mu... Sesuka HATI mu... Akan ku biarkan... Kau mencari arti CINTA yang kau...

  Hujan... Bertamulah lagi... Tuk sekian kali... Biar ku habisi sisa senja syahdu... Kan ku temani tiupan bayu.. Bersama lembut curahan tetesmu.. Sampai nanti dipenghujung malam... Sampai nanti subuh menjelang.. Dan akan kubiarkan... Kau menyapa tiap relung hati... Menyentuh tiap inci sukma ini.. Meneteskan kesejukan.. Membasahi tiap sudut kesepian... Yang telah lama ku tinggalkan... Depok,...

  Rintik-rintik merdu... Berlagu syahdu.. Bagaikan dentingan gelas-gelas kaca.. Yang saling berlaga.. Sengaja di simfonikan.. Diiringi nada ketulusan... Bersama semilir angin... Menyentuh relung hati... Menyatukan keinginan... Dan tetes-tetes dingin... Memberi kesejukan.. Memberi kenyamanan.. Indah saat kuingat rajukmu.. Bahagia dengan candamu... Bahkan lamunan... Seakan berkenan tuk berlamaan... Hujan ini... Seakan mengerti... Ada segudang cinta yang dititipkan......

Rajuk Kasih

memang salahku... mendiamkan dirimu terlalu lama... seharian penuh tanpa berita... mungkin gusarmu berubah hiba... pikirmu aku terlalu tega.... iya itu salahku... tidak percaya tentang rasa... tak peduli saat hati berbicara... iya... aku yang salah.... saat tugas menumpuk lalu terlupa.... tuk memastikan situasi... juga kondisi yang menggila... ya akulah yang salah... membiarkan kau menanti balasan... juga...

Segudang Cinta

Jatuh... Kita terjatuh dalam pelukan Dewi malam... Yang datang dengan segudang cinta... Dengan memetik dawai asmara... Kita terdiam... Bungkam tanpa bisa mengungkap bahasa... Dan Dewa malam menari... Dua jiwa menyanyi... Mengikut irama hati... Segudang Cinta Natasia Maiza™ September 21, 2014

Senja Yang Hilang

Kenapa ? Kau marah ? Seharusnya laharku-lah yang meluap… Menyimbah pekat merah… Api amarah… Kau tersinggung ? Harusnya akulah yang tersentuh… Setelah kau lempar lembing luka… Terkena pada dinding sukma… Sedang kau begitu tidak acuh… Membuat hati kecil ini tersentuh… Meninggalkan aku termanggu… Menunggu dan kau berlalu… Bahkan membiarkan kesendirian… Menghimpit perasaan…. Ku biarkan senja...

Bungkam

Aku pernah melihat... Purnama merindu... Saat pungguk mengadu penat... Kala rindu menggebu-gebu... Pernah aku melihat... Rindu terseret berat... Kala hujan deras menderu... Juga saat angin membayu... Namun... Belum ku lihat cintamu... Dalam tiap detik lamun... Juga disetiap hari berlalu.. Tapi... Aku selalu rasakan itu... Saat perhatian tertumpah peduli... Saat canda menguntum rayu... Dan aku yakin sekali......

Jadikan Aku Raja

Betapa dalam.. Raasa kasihku padamu... Yang slalu membayangi... Di setiap lingkup jalanku... Dibawah terang... Ku mengikuti langkah hidupku... Kekasihku tersenyumlah... Bawa ku ke duniamu... Jadikan aku raja bagimu dalam istana hatimu... Walau kini kau tak lagi... Temani raga ku ini... Cintaku hanya untuk engkau seorang... Bila tlah tiba... Waktuku untuk drimu Nantikan jiwa ini... Di...

Hijrah Cinta

Pada hari bulan tahun detik menit diriku bernafas ada gelombang mengerah Memaksaku menghentikan semua Kuhentikan kegilaan Hidup Denganmu jiwa ini terisi Aku mencintai engkau Begitu besar tak terbandingi Namun bila saatnya Aku harus pergi juga Tinggalkan engkau Tinggalkan semua Hijrah cintaku menguatkan alasanku Untuk menjadi manusia lebih baik Namun saat sinarnya datang menjemputku Mana mungkin...

Rajuk

saat rajuk menyapa.... bukan marah sebenarnya... tapi pujuk rayu yang kupinta.... dengan kasih penuh cinta.... dengan perhatian tulus mesra.... saat kata tak bisa bicara... bukannya aku murka.... terkadang itu emosi tertunda.... yang sampai waktunya terluah juga... jangan menyangka aku tak ‪cinta‬... kalau diam ku tanpa kata... kalau bungkam ku bisu saja.... jangan bilang aku tak...

Rembulan

Rembulan ini... Memetik ingatan kembali... Dimana saat sendiri... Kutulis selembar nota dilautan sepi... Ku taruh dalam sebuah wadah... Kaca yang tak pecah... Ku gali butiran pasir putih... Lalu kukubur bersama sejarah... Tuk terakhir kali... Tanpa kusadari... Airmata itu pecah berderai... Meninggalkan kesan basah... Pada sebuah kisah.. Juga pada sebidang nurani... Yang tertinggal di ruang mimpi......

Kesempatan

Tuhan.... Terlalu cepat bergulirnya waktu... Terasa sedikit Kau sisakannya untukku... Tuhan.... Cukupkanlah itu... Berikanlah kesempatan waktu... Agar bisa ku hadiahkan kepadanya... Nilai cinta yang semestinya... Bukan untuk dipuja-puja.... Tapi untuk bukti segala kata.... Kesempatan Natasia Maiza™ Depok, September 8, 2014

Selamat Pagi Cinta

Surya bentangkan mega... Terang benderang bercahaya... Putih bersih tak ternoda.... Langit membiru membayu cinta... Selamat pagi cinta... Lenamu sudah terjaga... Lihatlah langit tesenyum menyambut kuntum... Kelopak kasih menebar harum... Selamat pagi cinta.... Terhidang secangkir coklat hangat... Bersama secebis nota... Buat pemicu semangat... Biar senyum terukir indah... Sambut hari yang cerah... Menghilanglah resah gelisah... Sirna keluh...

Hujan

  Disaat panas meninggalkan bahang... Dari pagi menyapa petang... Bahkan malam tak kunjung hilang... Kau datang mencurah-curah... Menyimbah setiap inci tanah... Menyapa setiap zarah... Menghadirkan suasana indah.. Memberikan nyaman sirnakan gundah... Itu hadirmu... Mengajarkan arti rindu... Dalam setiap detik waktu... Lafaz cinta itu bertamu... Menjadi bagian di dalam kalbu... Dalam dingin yang tak berlalu... Lelap...

Hidup ini terlalu singkat tuk bicara... Apalagi tuk bercerita tentang kita... Yang baru saja belajar tuk mengerti... Juga sedang belajar membuka hati... Tuk saling memahami... Maka dari itu... Biarkan aku melakukan sesuatu... Agar tidak akan ada kesepian... Saat aku berlalu tanpa pesan.. Karena ada aku... Dalam tiap bicara bisu... Karena ada kasihku... Disetiap bait-bait itu......

Hidup

Bertahanlah... Walau bilah-bilah pedang terasa perih... Bagai melapah segenap tubuh menghiris... Walau luka terasa begitu sadis… Cukupkanlah... Walau terasa payah... Walau airmata memecah tangis... Walau derita terasa tak habis… Kuatkanlah... Jiwa yang rebah dipelantaran impian... Bangkitlah... Walau dengan perlahan... Satukanlah doa dan harapan… Demi sebuah kebahagiaan… Tabahlah... Walau lelah datang singgah... Walau sesekali terasa susah…...